Kamis, 06 Oktober 2016

Struktur matematika dan ilmu pengetahuan menurut ilmu



Struktur matematika dan ilmu pengetahuan menurut ilmu khaldun
Masalah ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah masalah kemanusiaan sehingga berbicara tentang ilmu pengetahuan pasti membicarakan salah satu gejala kemanusiaan yang pentin. Menurut Ibn Khaldun, masalah ilmu pengetahuan dan pengajaran adalah merupakan salah satu gejala sosial yang khas insani dan Perkembangan ilmu pengetahuan yang berbagai macam itu mendorong cendekiawan muslim untuk mengkalsifikasikannya guna memelihara proporsi dan hirarki ilmu itu, dengan cara begini maka jangkauan dan posisi setiap ilmu di dalam kerangka total ilmu selalu bisa dilihat. Menurut ibn khaldun bahwa :
“Klasifikasi Islam atas sains didasarkan pada hirarki, yang selama berabad-abad telah membentuk matriks dan latar belakang sistem pendidikan muslim. Kesatuan sains selalu merupakan intuisi utama dan sentral, yang menjadi tolak ukur bagi studi beragama sains ini”.
Dengan intuisi tentang kesatuan berbagai disiplin ini, maka sains dipandang sebagai ibarat cabang-cabang dari sebatang pohon yang tumbuh dan mengeuarkan daun dan buah sesuai sifat pohon itu sendiri, sebuah cabang tentunya harus tumbuh sesuai dengan batas tertentu dengan tidak mengkesampingkan kesimbangan pohon itu, demikian juga dengan suatu disipilin ilmu tidak selayaknya dipelajari melampaui batas tertentu yang melebihi kewajaran ilmu itu sendiri. Jadi ibn khaldun beranggapan menuntut suatu cabang ilmu melampaui batas sebagai hal yang tidak berguna, malah dapat dikakatan sebagai suatu tindakan yang melanggar aturan, seperti halnya dengan sebuah cabang pohon yang tumbuh terus tidak terbatas tentu akan merusak keharmonisan pohon itu sebagai satu keseluruhan. Ibn Khaldun, salah seorang cendekiawan muslim abad pertengahan yang berusaha membuat pembidangan setiap ilmu pengetahuan yang berkembang. Pembidangan atau klasifikasi ilmu yang dibuat Ibn Khaldun, ialah: Kelompok ilmu-ilmu yang sifatnya alamiyah bagi manusia, sedangkan yang lain adalah kelompok ilmu-ilmu yang bersifat tradisional (naqli). Yang pertama ialah ilmu-ilmu uang bisa ditemukan sendiri oleh manusia dengan kemampuan berpikirnya,dan yang ke dua ialah ilmu yang tidak diperoleh dari kemampuan berpikir manusia Ilmu-ilmu itu dinamakan juga ilmu-ilmu falsafah dan hikmah Selanjutnya Ibn Khaldun membagi ilmu-ilmu rasional atau ilmu-ilmu falsafah dan hikmah itu dalam empat macam yaitu : Yang pertama adalah logika Yang kedua adalah ilmu alam Bagian yang ketiga adalah metafisika Bagian yang keempat adalah studi tentang berbagai ukuran yang dinamakan matematika (Ta’limi).  Ilmu matematika ini yang mencakup empat ilmu pengetahuan, yaitu ilmu ukur, ilmu hitung, ilmu music, dan astronomi dan Tentang ilmu ukur atau geometri,
Ibn Khaldun juga mangatakan bahwa ilmu matematika adalah :
“Ilmu ukur...berupa pengakajian tentang ukuran-ukuran secara umum, baik yang terpisah-pisah
karena ukuran itu bisa dihitung ataupun yang bersambungan, yang terdiri dari satu dimensi, yaitu titik; atau mempunyai dua dimensi, yaitu permukaan; atau tiga dimensi, yaitu ruang. Ukuran-ukuran itu dikaji, demikian pula sifat-sifat tumbuhannya”. Sedangkan ilmu hitung/aritmatika adalah ilmu tentang apa yang terjadi pada angka terpisah, yaitu bilangan dengan memperhatikan ciri-ciri khususnya serta sifat-sifat tambahan yang melekat padanya Ilmu music adalah pengetahuan mengenai hubungan suara-suara dan melodi-melodi satu sama lainnya serta pengukurannya juga menggunakan matematika yaitu dengan angka.
Itulah pokok-pokok ilmu falsafah dalam pembidangan yang dibuat Ibn Khaldun, yaitu logika yang merupakan pengantar baginya, dan setelah itu ialah ilmu-ilmu instruktif: pertama ialah ilmu hitung, kemudian ilmu ukur, kemudian astronomi. Ilmu-ilmu alam dan metafisika.
Pemikiran-pemikiran Ibnu Khaldun dalam masalah pendidikan tertuang dalam karya besarnya, Muqaddimah pada bab VI yang terdiri dari 50 pasal, yang antara lain sebagi berikut :
1)  Pembagian Ilmu
2) Tujuan Pendidikan Islam
3) Sumber Ilmu
4) Pendidikan harus dilaksanakan secara bertahap
5) Sikap guru
6) Kemajuan Pendidikan Tidak Terlepas dari Kemajuan Ekonomi dan Peradaban.
Ibnu Khaldun telah mengklasifikasikan ilmu pengetahuan yang banyak dipelajari manusia pada waktu itu menjadi dua macam yaitu:
·        Ilmu-ilmu Tradisional (Naqliyah)
Ilmu Naqliyah adalah yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits
·        Ilmu-ilmu Filsafat atau Rasional (‘Aqliyah)
Ilmu ini bersifat alami bagi manusia, yang diperolehnya melalui
kemampuannya untuk berfikir.
Menurut Ibnu Khaldun ilmu-ilmu filsafat (aqliyah) ini dibagi menjadi empat macam ilmu yaitu:
Ø  Ilmu Logika
Ø  Ilmu Fisika
Ø  Ilmu Metafisika
Ø  Ilmu Matematika. Walaupun Ibnu Khaldun banyak membicarakan tentang ilmu geografi, sejarah dan sosiologi, namun ia tidak memasukkan ilmu-ilmu tersebut kedalam klasifikasi ilmunya.
Dan Menurut Ibnu Khaldun, kedua kelompok ilmu yang pertama itu adalah merupakan ilmu pengetahuan yang dipelajari karena faidah dari ilmu itu sendiri. Sedangkan kedua ilmu pengetahuan yang terakhir (ilmu alat) adalah merupakan alat untuk mempelajari ilmu pengetahuan golongan pertama adalah pendidikan.
Pemikiran-pemikiran Ibnu Khaldun dalam masalah pendidikan tertuang dalam karya besarnya, Muqaddimah pada bab VI yang terdiri dari 50 pasal, yang antara lain sebagi berikut:
1)  Pembagian Ilmu  
2) Tujuan Pendidikan Islam 
3) Sumber Ilmu 
4) Pendidikan harus dilaksanakan secara bertahap 
5) Sikap guru 
6) Kemajuan Pendidikan Tidak Terlepas dari Kemajuan Ekonomi dan Peradaban.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar